Minggu, 28 Januari 2018

SUSTAINABLE BUILDING SEBAGAI KONSEP PENDEKATAN CYSTAL OF KNOWLEDGE

\
Kristal Pengetahuan (Crystal of Knowledge) merupakan perpustakaan pusat Universitas Indonesia (UI) yang diklaim sebagai perpustakaan terbesar di dunia. Perpustakaan ini menempati lahan 2,5 hektare dengan luas bangunan 33.000 meter persegi dan diresmikan tanggal 13 Mei 2011. Perpustakaan ini mulai dibangun semenjak Juni 2009. Perpustakaan ini memiliki 3-5 juta judul buku, dilengkapi ruang baca, 100 silent room bagi dosen dan mahasiswa, taman, restoran, bank, serta toko buku. Perpustakaan ini diperkirakan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau 20.000 pengunjung per hari.  Sebagian kebutuhan energi perpustakaan ini dipasok dari pembangkit listrik tenaga surya. Pembangunan gedung beserta pengadaan fasilitas perpustakaan ini menelan dana Rp 175 Milyar, dengan rincian Rp 123 Mliyar berasal dari anggaran pemerintah dan sisanya kerjasama dengan pihak swasta. UI sendiri menganggarkan Rp 12 M untuk perawatan dan pengadaan buku baru.

                        Dirancang dengan konsep sustainable building bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan, yakni seperti halnya energi matahari (solar energy). Tolok Ukur perancangan ‘Sustainable Building’ atau Bangunan Hijau dari Lembaga Konsil Bangunan Indonesia (GBCI). Selain itu, di dalam gedung pengunjung dan pegawai tidak boleh membawa tas plastik untuk wadah. Area bangunan ramah lingkungan itu bebas asap rokok, hemat listrik, air, dan kertas.Sustainable building adalah bangunan yang memberikan Kesejahteraan (yang meliputi Health, Relief, Safety, Comfort, Sense) besar serta memiliki dampak Kerusakan pada lingkungan (life cycle energy, life cycle CO2, life cycle Cost) sekecil-kecilnya.
Area Enterance Building


            Ruang perpustakaan pusat UI terdiri atas delapan lantai. Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri atas toko buku, toko cendera mata, ruang internet, serta ruang musik  dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis. Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Dari segi Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Hal ini diharapan terjadinya (Crossing Ventialtion) ventilasi silang antar ruang yang merupakan salah satu tolak ukur penerapan konsep pendekatan Sustainable Building. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal. Persyaratan ventilasi silang ini sendiri berdasarkan Standar National Indonesia mensyaratkan bukaan adalah minimal 20 persen dari luas lantai bangunan ( KDB).

Area Ruang Baca



            Material pada jembatan penghubung menggunakan material batu alam berwarna cerah granit sehingga memerikan kesan terang dan mampu mereduksi panas yang masuk sehingga kesan bangunan dapat terasa sejuk dan nyaman. Penggunaan material batu alam sendiri merupakan bagian dari konsep Sustainable yang mana dapat mengurangi suhu panas dalam ruangan. Penutup lantai juga menggunakan batu alam dengan memperpadukan warna gelap terang dengan menerapkan fungsi konsep Sustaiable yang sama, perpaduan gelap terang pada penutup lantai berfungsi sebagai pengarah sirkulasi terhadap (activity) aktivitas dalam ruang sehingga memperjelas organisasi fungsi ruang terhadap sirkulasi dan menambahkan nilai estetik ruangan perpustakaan itu sendiri.

Peraturan mengenai material dalam konsep sustainable building menurut GBCI :
Material Resource and Cycling diantaranya Fundamental Refrigrant yang menjelaskan Tidak menggunakan Chloro Fluoro  Carbon (CFC) sebagai refrigerant dan Halon sebagai pemadam Kebakaran dan Non Ods UsageTidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh
system bangunan
   

Area Pre Function



            Finishing eksterior bangunan tersebut mengunakan batu alam andesit, sedangkan interiornya memakai batu palimanan Palemo sebagai penekanan konsep Sustainable Building. Kedua bahan bangunan itu bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Ketika terjadi perbedaan suhu atau tebaginya zona panas dan dingin eksterior batu tersebut mengalami perubahan dari warnanya. Semakin lembab dan sedikit terkena zona cahaya matahari maka warna dari batu eksterior tersebut semakin gelap. Penggunaan material kaca berupa laminated glass  menjadikan sinar matahari dapat memberikan pencahayaan alami secara langsung (sustainable) namun tidak menjadikan suku didalam ruangan terpengaruh atau mengalami peningkatan suhu, dikarenakan material laminated glass sendiri mampu meredam suhu panas ruangan sampai 90 persen.
            Dalam menerapkan prinsip sustainable yang hemat energi, penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan. Untuk memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram tanaman  di punggung bangunan. Tentunya, setelah diproses melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).

Peraturan mengenai material dalam konsep sustainable building menurut GBCI :
Water Conservation, diantaranya Water Recycling Instalasi daur ulang air dengan kapasitas yang cukup.  Rain Water Harvesting,  Penyediaan Instalasi tanki penyimpanan air hujan  berkapasitas 75% dari jumlah air hujan yang jatuh diatas atap bangunanWater Eficiency Landscapping, Seluruh air yang digunakan untuk irigasi gedungdari air tadah hujan dan menerapkan system irigasi landskap yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan tanaman.  

            Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.

Lansekap Perpustakaan UI


Peraturan mengenai material dalam konsep sustainable building menurut GBCI :

Approciate Site Development, diantaranya terbagi kedalam sub bab Basic Green Area, Vegetasi seluas 5000 m2 atau 50% dari lahan terbuka,  Komposisi vegetasi : Pohon ukuran kecil, sedang ,  besarperdu dan semak,Site Lanscapping Adanya area lansekap berupa vegetasi seluas 4500m2 atau  9%  luas lahan.       

Sumber : http://fmrnainggolan.blogspot.co.id/2011/09/sustainable-building-di-indonesia.html

Pokok Bahasan Perparagraf :

1.Kristal Pengetahuan (Crystal of Knowledge) merupakan perpustakaan pusat Universitas Indonesia (UI) yang diklaim sebagai perpustakaan terbesar di dunia.

2.Dirancang dengan konsep sustainable building bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan, yakni seperti halnya energi matahari (solar energy) dengan Tolok Ukur perancangan  berdasarkan Lembaga Konsil Bangunan Indonesia (GBCI).

3.Dari segi Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void  yang diharapan terjadinya (Crossing Ventialtion) sebagai salah satu tolak ukur penerapan konsep pendekatan Sustainable Building.

4.Penggunaan material batu alam sendiri merupakan bagian dari konsep Sustainable yang mana dapat mengurangi suhu panas dalam ruangan.

5.Penggunaan material batu alam sendiri merupakan bagian dari konsep Sustainable yang mana dapat mengurangi suhu panas dalam ruangan.

6.Finishing eksterior bangunan tersebut mengunakan batu alam andesit, sedangkan interiornya memakai batu palimanan Palemo sebagai penekanan konsep Sustainable Building

7.Dalam menerapkan prinsip sustainable yang hemat energi, penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan. 

8.Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar