Rabu, 13 Juni 2018

DENAH, KEADAAN DAN FUNGSI MUSEUM BAHARI YANG MENARIK UNTUK DI ULAS


Hasil gambar untuk MUSEUM BAHARI
Museum Bahari Sebelum Terbakar

Museum ini menyimpan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan dunia kemaritiman. Walaupun menyandang nama Jakarta pada namanya, Museum Kebaharian Jakarta tidak hanya menyimpan koleksi yang berasal dari Batavia namun juga dari seluruh Indonesia. Berada di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, kamu bisa juga menandemkan jalan-jalan ke sini dengan jalan-jalan serba museum di Kota Tua seperti 
Museum MandiriMuseum Bank IndonesiaMuseum Sejarah JakartaMuseum Wayang, dan Museum Keramik dan Seni Rupa. Dengan berjalan kaki, jarak dari Taman Fatahillah ke sini hanya sekitar 1.2 km sembari melewati situs Jembatan Kota Intan yang terkenal itu.

Dari tepi Jalan Pakin terlihat sebuah menara yang pada masanya digunakan sebagai pos pabean dan pemantauan kegiatan di Pelabuhan Sunda Kelapa. Di puncak menara syahbandar yang dibangun pada tahun 1839 ini terdapat jendela di empat sisi untuk mempermudah pengawasan ke segala penjuru. Pada masanya, menara syahbandar pernah menjadi bangunan tertinggi di Batavia. Karena menjadi bagian dari sistem pertahanan Batavia, menara ini dilengkapi dengan beberapa meriam kecil serta lorong bawah tanah menuju Stadhuis (balaikota) yang sekarang menjadi Museum Sejarah Jakarta.
Beranjak ke gedung utama museum. Di lobby, dieprkenankan membeli tiket untuk pengunjung dewasa (umum) seharga 5 ribu rupiah. Tidak ada tiket khusus ke menara karena tiket ini sebenernya sudah berlaku juga untuk ke sana. Bangunan utama museum terbagi atas tiga gedung. Di lantai satu gedung depan, saya lebih suka menyebutnya gedung utama, ada ruang awal perkembangan pelayaran nusantara, lalu ruang era pelayaran nusantara (abad 7-15 masehi), ruang teknologi pembuatan kapal, dan ruang matra angkatan laut.
Denah Museum Bahari Lantai 1


Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, bangunan ini berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan, memilih dan mengepak hasil bumi, seperti rempah-rempah yang merupakan komoditas yang sangat laris di pasaran Eropa. Pada masa perang dunia kedua, gudang ini digunakan untuk menyimpan logistik tentara Jepang. Pasca kemerdekaan, fungsinya berubah lagi menjadi gudang peralatan Perumtel (sekarang Telkom) dan Perum Pos dan Giro (sekarang Pos Indonesia) hingga akhirnya akhirnya cagar budaya ini diresmikan sebagai museum pada tahun 1977.
Denah Museum Bahari Lantai 2

Ruangan pertama dan kedua lebih banyak diisi oleh panel-panel informasi dwi bahasa, Indonesia dan Inggris tentunya, yang memaparkan sejarah pelayaran nusantara dari dulu hingga sekarang. Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi pelabuhan teramai yang menjual komoditas dengan kualitas terbaik dari berbagai daerah di nusantara dan mancanegara. tentu hal ini pulalah yang membuatnya begitu strategis untuk dikuasai sehingga pada tahun 1619, Jayakarta direbut oleh VOC dan diganti namanya menjadi Batavia. Dari tahun 1877 hingga tahun 1920, Tanjung Priok mulai dikembangkan sebagai pelabuhan baru yang dapat memenuhi syarat-syarat pelabuhan modern di mana kegiatan bongkar muat kapal berbadan besar dapat berlangsung. Pasca kemerdekaan, pembangunan terus berlanjut dengan pembangunan kolam-kolam baru dan didukung oleh manajemen yang modern.
DSCF7892 (1280x854)
Panel Dwi Bahasa
DSCF7918 (1280x855)
Peralatan Kebaharian

Ruang ketiga menyimpan koleksi kapal-kapal tradisional yang berasal dari berbagai daerah di nusantara dilengkapi dengan papan informasinya. Ada yang berasal dari Padang, Jambi, Palembang, Kalimantan, Bali, Cirebon, Madura, Pangandaran, Bugis, Papua, semuanya dengan bentuk dan ciri khasnya masing-masing. Sejarah perahu dari masa prasejarah, masa kerajaan Hindu Buddha, serta masa kerajaan Islam, serta cara teknologi pembuatannya secara tradisional turut dipaparkan pula di ruangan ini.
DSCF7962 (1280x854)
Kapal - Kapal dari berbagai daerah Nusantara

Di bagian paling ujung terdapat ruangan yang ga terlalu ramai. Ruangan ini hanya menyimpan model-model kapal yang diduga disumbangkan oleh TNI Angkatan Laut. Panel-panelnya pun hanya berisi doktrin-doktrin dan TNI pada umumnya dan TNI AL pada khususnya seperti Tugas Pokok TNI AL, Delapan Wajib TNI, Sapta Marga, Trisila TNI AL, dan Sumpah Prajurit. Di sisi dinding lain terdapat foto-foto para pemimpin TNI AL dari masa ke masa dan juga lima figur pahlawan nasional yang berasal dari TNI AL.
DSCF7969 (1280x854)
Area Doktrin - doktrin TNI

Dari ruang Matra Angkatan Laut, ada tangga menuju ke lantai dua. Tapi sayangnya alurnya tidak tepat. Lebih tepat kalo dimulainya dari lobby tempat area membeli tiket, terus naik ke lantai dua. Seandainya masuknya dari area lobby, urutannya akan lebih sesuai, mulai dari berbagai bangsa yang singgah ke Sunda Kelapa, penjelajah asing yang pernah singgah di Batavia, ruang legenda masyarakat bahari nusantara, dan di paling ujung (di atas ruang matra angkatan laut) ada ruang legenda masyarakat bahari. Yang membuat nyaman karena di ruangan tersebut di fasilitasi oleh AC.
DSCF7978 (1280x853)
Ruang Martha Angkatan Laut

Di semua ruangan terdapat manekin-manekin yang dipakaikan kostum sesuai tema ruangan. Pada ruangan penjelajah asing yang pernah singgah ke Sunda Kelapa, terdapat diorama-diorama yang menggambarkan tentang kedatangan bangsa Arab, bangsa Cina, bangsa Portugis, bangsa Belanda, bangsa Inggris, dan yang terakhir bangsa Jepang. Pada setiap diorama terdapat sebuah buku yang berisi penjelasan mengenai masing-masing diorama. Tulisannya terlalu banyak sehingga pengunjung yang datang tidak memungkinkan untuk membaca keseluruhannya.
DSCF7985 (1280x853)
Area Rempah - Rempah

DSCF7988 (1280x853)
Diaroma Portugis Ke Banten

Ruang berikutnya menampilkan manekin-manekin para penjelajah asing yang pernah datang ke Batavia. Ada penjelajah yang berasal dari Italia, Marco Polo; penjelajah dari Arab, Ibnu Battuta; penjelajah dari Cina, Admiral Cheng Ho; kartografer Belanda, Jan Huygen van Linchosten; serta penakluk dari Portugis, Vasco da Gama dan Ferdinand Magellan. Ada juga manekin admiral laut wanita pertama di dunia, Laksama Keumalahayati.
Dua ruangan terakhir menampilkan karakter-karakter yang berkaitan dengan legenda bahari Indonesia dan dunia. Melihat manekin-manekin tersebut membuat pengunjung  menjadi teringat buku kisah cerita rakyat terbitan Grasindo. Dari legenda nusantara ada tokoh Nyi Roro Kidul, Bima dan Dewa Ruci, Malin Kundang, Putri Mandalika, Tuan Tapa dan Putri Naga, Pesut Mahakam, sementara dari legenda dunia ada Dewa Poseidon, Putri Duyung, prajurit Viking, Dewa Baruna, Putri Mazu, dan Davy Jones. Dan juga masih banyak karakter lainnya yang ada di museum.
DSCF8001 (855x1280)
Laksamana Chengho

Dari tengah lantai dua gedung di depan, terdapat jembatan ke lantai dua gedung yang ada di belakang. Ke sebelah kanan, kalo menurut peta denah tadi sih mestinya ruang pengenalan kebaharian dan area bermain. Entah apa maksudnya area bermain, soalnya di sini tidak ada seluncuran atau ayunan, melainkan lebih mirip gudang di mana koleksi yang sedikit berdebu masih tertata rapi dan memiliki papan nama. Dua koleksi yang menarik buat saya adalah maket Kastil Batavia dan maket Pulau Onrust.
DSCF8041 (1280x853)
Maket Kastil Batavia
DSCF8045 (1280x855)
Maket Pulau Onrust

Di sebelah kiri, ada ruangan gudang yang disulap menjadi ruang yang memamerkan kisah Pertempuran Laut Jawa. Menarik juga melihat koleksi-koleksi baru ini mengingat pertempuran yang terjadi antara pihak sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Australia (ABDACOM) melawan angkatan laut kekaisaran Jepang ini nyaris tidak pernah disebutin di buku-buku sejarah sekolah kita. Pertempuran itu sendiri berlangsung dari tanggal 27 Februari hingga 1 Maret 1942 dan diakhiri dengan kemenangan telak di pihak Jepang. Sebanyak lima dari empat belas kapal sekutu berhasil ditenggelamkan dan hingga kini berada di dasar Laut Jawa. Entah sampai kapan koleksi ini akan dipamerkan di sini.
DSCF8061 (1280x853)
Koleksi Kisah Pertempuran Laut Jawa

Turun ke lantai satu, lagi-lagi ada koleksi museum versi disimpan sayang yang hanya dibariskan saja di ruangan yang memanjang ini. Ada koleksi pelampung, gardan lampu suar, lampu suar kristal, rumah kompas, dan miniatur kapal. Di sisi jauh ruangan, ada peta Indonesia yang dibubuhi informasi mengenai kekayaan dan keanekaragaman hayati lautnya.
DSCF8094 (1280x853)
Koleksi Pelampung, Suar
                                         
Di sisi satunya lagi, di bawah ruang pameran Pertempuran Laut Jawa tadi, ada ruangan yang berisi koleksi perahu tradisional tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias dalam ukuran asli, bukan miniatur! Interior ruangannya dibiarkan tidak terawat sehingga menimbulkan kesan jadul yang kuat. Batu bata yang dibiarkan terlihat karena plesternya rontok dan dinding yang terlihat coklat karena bekas alur air atau berjamur.
DSCF8106 (1280x853)
Ruang Pameran Pertempuran Laut dan Koleksi Kapal
                                         
PERMASALAHAN

Hasil gambar untuk kebakaran museum bahari
Kebakaran di Museum Bahari 16/1/2018

Kebakaran yang melanda Museum Bahari, Selasa (16/1/2018) menyebabkan kerusakan di beberapa bagian gedung. Data dari posko siaga UPT Museum Bahari menyebutkan, kerusakan terjadi pada gedung A dan C. Kerusakan berupa atap yang runtuh serta jendela dan pintu yang hangus terjadi pada lantai 2 gedung A seksi 4 dan 5 di mana terletak ruang legenda Laut Internasional dan Legenda Bahari Nusantara. Kemudian api juga membakar gedung C lantai satu seksi 3 tempat ruang minatur perahu tradisional dan gudang, serta lantai dua gedung C seksi 2 dan 3 tempat ruang alat navigasi dan miniatur perahu tradisional serta ruang perang Laut Jawa.

Koleksi yang terbakar di lantai 2 gedung A seksi 5 atau ruang Legenda Laut Internasional antara lain, patung Davi Jones (1 buah), patung Putri Mazu (3), patung Viking (3), patung Dewa Baruna (2), patung Poseidon (1), patung Putri Duyung (1). Selain itu terdapat proyektor (2), AC outdoor (3), CCTV (2) dan speaker (2). Total keseluruhan 20 buah.

1. Lantai 1 Gedung C3 (Ruang Miniatur Perahu Tradisional dan Gudang)
a. Perahu Asli Cadik Bali 1 Buah
b. Perahu Asli Pangandaran 1 Buah
c. Perahu Asli Sumatera Utara 1 Buah
d. Kemudi Kapal 1 Buah
e. Rumah Kompas 1 Buah
f. Lukisan Pantai dan Pelabuhan 4 Buah
g. Miniatur Perahu Majapahit 1 Buah
h. Katel Karbit 1 Buah
i. Lampu Mercusuar 1 Buah
j. Suar Pelampung 1 Buah
k. Mesin Penyedot Air Rob 1 Buah
l. Miniatur Perahu Pinishi 1 Buah
m. Miniatur Perahu Majapahit 1 Buah
n. Miniatur Perahu KRI Multatuli 1 Buah
o. Miniatur Kapal Van Deuvyken 1 Buah
p. Miniatur KM Surya Harapan 1 Buah Total koleksi museum di lantai 1 gedung C3 yang terbakar sebanyak 19 buah.

2. Lantai 2 Gedung C3 (Ruang Alat Navigasi dan Miniatur Perahu Tradisional)
a. Maket Pulau Onrust 1 Buah
b. Maket Batavia / Kastil 1 Buah
c. Miniatur Mercusuar 1 Buah
d. Ikan Duyung 1 Buah
e. Miniatur Perahu Oleg 1 Buah
f. Miniatur Perahu Patorani 1 Buah
g. Miniatur Caravela 1 Buah
h. Miniature Caravela 1 Buah
i. Miniatur Olegan 1 Buah
j. Cadik Pantai Selatan 1 Buah
k. Maket Benteng Martelo 1 Buah
l. Perahu Layar Lambo 1 Buah
m. Perahu Mayang 1 Buah
n. Golekan Lete 1 Buah
o. Perahu Sope Gokong Bundar 1 Buah
p. Mercusuar 1 Buah q. Miniatur Perahu 1 Buah
r. Miniatur Pelampung 1 Buah Total koleksi museum di lantai 2 gedung C3 yang terbakar sebanyak 19 buah.

3. Lantai 2 Gedung C2 (Ruang Perang Laut Jawa)
a. Panel Informasi 24 Buah
b. AC Standing 5 PK + Outdoor 6 Unit
c. TV LCD 32 Inc 1 Unit
d. Buku Perjalanan Perang Laut Jawa 8 Buah
e. Bendera Morse Kapal Perang Besar 1 Buah
f. Perlengkapan Makan AL 1 Set
g. Teropong Laut 1 Buah
h. Keker 1 Buah
i. Kompas Bintang 2 Buah
j. Bendera Asli Kapal Perang 5 Buah
k. Miniatur Pesawat Fokker 2 Buah


SUMBER 

https://myeatandtravelstory.wordpress.com/2017/05/19/meneropong-sejarah-bahari-bangsa-di-museum-kebaharian-jakarta/
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/17/11105511/ini-daftar-koleksi-museum-bahari-yang-terbakar
https://google.com/