Jumat, 22 Januari 2016

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR TRADISIONAL NUSANTARA





Perkembangan Arsitektur Tradisional Minangkabau

                Nilai-Nilai dalam pembuatan Rumah Gadang
                Di Minangkabau rumah tempat tinggal, dikenal dengan sebutan rumah gadang (besar). Besar bukan hanya dalam pengertian fisik tetapi lebih dari itu, yaitu dalam pengertian fungsi dan peranannya yang berkaitan dengan adatnya.Rumah adat tradisional didirikan sangat erat kaitannya dengan faktor geografis dan lingkungannya.
                Beberapa hal yang berkaitan dengan rumah gadang ini adalah sbb:
                Dalam hal mendirikan bangunan gadang perlu persetujuan dari penghulu dan wajib berasal dari kaum tersebut dan di dirikan di tanah tersebut.Dalam hal pembuatan dan renovasi rumah segala sesuatunya di dasarkan atas asas musyawarah.
                Dari segi fungsi rumah gadang (adat minang) umumnya berfungsi sebagai tempat melaksanakan mufakat adat,ritual adat seperti: kelahiran,perkawinan,kematian dsb.
                Pola ruangan rumah gadang sendiri umumnya memiliki ruangan yang ganji seperti pada rumah gadang umumnya terdiri dari 7 atau 9 ruangan.perbandingan 1/3 ruang tidur dengan ruang kepentingan umum 2/3 menandakan kepentingan umum lebih di utamakan.
                Bagian dari rumah gadang seperti Tonggak dari bahan kayu bersegi delapan dan panjang tiang tidak sama, tiang-tiang berbaris/berjajar.
                Antara tiang dengan tiang membujur dan membelintang dihubungkan oleh rasuk pelancar.
Rasuk terbuat dari ruyun batang kelapa atau kayu hutan keras dengan pahatan ±2m dari dasar sendi.
                Setiap kaki tonggak berdiri diatas sebuah batu yang disebut dengan sandi. Sandi batu didatangkan kemudian setelah semua tiang dihubungkan oleh rasuk.
                Rumah gadang dilantai dengan papan. Lantai papan dipasang diatas jeriau dan adakalanya lantai dibuat dari pelupuh (bambu yang dipecah). Lantai rumah gadang ada dua jenis bila dilihat dari bentuknya yakni Bodi Caniago (semua penghulu yang duduk memiliki kesamaan martabat),dan
Koto Piliang lantainya bertingkat (memiliki perbedaan khasta sesuai ketinggian letak tempat duduk.
                Anjung adalah ruangan yang lantainya bertingkat dua atau tiga pada ujung pangkal rumah, yaitu ruangan yang menyambung dan disebut raja berbanding dan serambi papek (pepat). Anjung adalah tempat mulia dan terhormat.
            Atap rumah gadang dari bahan ijuk, dipasang diatas kap yang diatur terletak diatas paran yang melengkung kira-kira setengah lingkaran dan seperempat dari lingkaran dari paran tinggi ketuturan (kedua belah sisi bidang atap) yang sekurang-kurangnya berjumlah 4 buah.


Perkembangan Arsitektur Tradisional Aceh

                Suatu kepercayaan dan faktor kondisi alam suatu masyarakat mempengaruhi gaya arsitektur salah satunya pada rumah adat tradisional DI Aceh,Indonesia (Rumoh Aceh).
                Bagian-bagian dari rumah adat tradisional Aceh (Rumoh Aceh) :
                Bagian Bawah
1. Bagian bawah rumah Aceh,yup moh yaitu ruang antara tanah dengan lantai rumah.Berfungsi sebagai tempat bermain anak,tempat ternak,maupun tempat pembuatan dan berjualan songket.
2. Jeungki atau alat penumbuk pagi.berfungsi menumbuk padi dan krongs (penyimpanan padi).
                Bagian Tengah
1. Ruang Depan(seuramo reungeun) biasa disebut serambi depan terdapat tangga(bungeun).
2. Ruang Tengah (Rumoh inong) ruang inti yang di anggap suci dan bersifat pribadi.
3.Ruang Belakang(seuramo likot) ruang tak berbilik untuk dapur dan makan.
                Bagian Atas
Terdapat di ruang tengah biasa terdapat para (loteng) untuk menyimpan kepentingan keluarga.
                Bahan-Bahan untuk Membuat rumoh Aceh:

1.Kayu sebagai Bahan Utama pembuatan rumoh Aceh
2.Papan,digunakan untuk membuat lantai dan dinding
3.Trieng(Bambu),sebagai alat penyemat atap
4.Enau(Temor),pembuatan lantai dan dinding
5.Ijuk,sebagai tali pengikat
6.Daun rumbia(oen meuria),pembuatan atap
7.Pelepah rumbia(Peuleupeuk meuria),untuk dinding

                Tahap Pembuatan Rumoh Aceh :

1.Musyawarah
2.Pengumpulan Bahan
3.Pengolahan Bahan
4.Perangkaian Bahan

                Motif atau Ragam hias pada ornamen Rumoh Aceh :

1.Motif Keagamaan,seperti ukiran-ukiran dalam ayat Al-quran
2.Motif Flora,seperti motif daun,bunga.
3.Motif Fauna,umumnya yang sering dilihat dan di sukai
4.Motif Alam,seperti langit dan awan,langit dan bulan
                Nilai-Nilai
Wujud arsitektur rumah aceh merupakan perwujudan dari kearifan dan keyakinan masyarakat aceh.
Pembangunan rumah adatnya masih berasaskan pada nilai persaudaraan dan gotong royong.
Ketinggian pintu rumah ±150cm memungkinkan setiap orang yang masuk agar mentaati peraturan dan mengesampingkan khasta atau kedudukan.


Perkembangan Arsitektur Tradisional Batak

                Suku Batak terdiri dari enam puak sebagian besar menempati sumatera utara terdiri dari batak karo,simalungun,pak pak,toba,angkola dan mandailing.
                filosofi rumah adat tradisional batak karo :
                Rumah tradisional Batak Karo merupakan jenis rumah panggung dengan ketinggian bangunan dari tanah mencapai 12m. Maksud dari pembuatan rumah panggung ini adalah untuk menghindari ancaman dari binatang buas.
                Orientasi Bangunan
                Orientasi dari bangunan ini selalu mengarah ke utara dan selatan, mengikuti arah aliran sungai adalah karena masih adanya kepercaan mereka terhadap kekuatan – kekuatan gaib yang dapat mengganggu mereka apabila pembangunan rumah tidak seperti yang telah ditetapkan.
                Bagian-bagian rumah batak karo :
Bagian Luar,seperti kusen dan jendela di ukir dengan ukiran yang rumit
Luas Rumah umumnya berukuran 17x12 dengan ketinggian 12m,bangunan ini simetri dikedua porosnya sehingga pintu masuk di kedua sisi terlihat sama.
Jumlah tiang sebanyak enam belas yang bersandar pada batu-batu besar,delapan tihang menyangga atap dan lantai,sedangkan sisanya n=menyangga lantai saja.
Dinding berfungsi sebagai penyangga atap,dengan kedua pintu dan delapan jendela dipasang pada dinding yang miring.
                Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan :

1.Batu,sebagai dasar pondasi
2.Kayu ndrasi,dibuat sebagai tihang tihang penopang
3.Kayu aren,sebagai didudukan kerangka atap
4.Ijuk,sebagai atap dan tali penghubung anyaman kerana
5.Jerami,sebagai bubungan atap
6.Daun sirih,penahan gerakan pada kolom kayu


                Ornamen-ornamen bangunan khas batak karo :
1.Pengeret-eret :cicak kepala dua,berfungsi sebagai penolak bala
2.Tapak raja sulaeman :bentuk geometris dengan simpul di setiap sisinya,berfungsi terhindar dari ancaman jahat
3.Tupak salah slima-lima :berbentuk garis menyilang menyerupai bintang,berfungsi sebagai penolak bala dan lambang kekeluargaan dalam sistem sosial
4.Desa siwaluh :berfungsi sebagai penentu arah baik dan buruk
5.Bindu Matagah :befungsi agar tehindar dari ancaman binatang buas dan hal buruk


Perkembangan Arsitektur Tradisional Riau

                Bagian-bagian rumah bugis:
1.Tangga : Tiang tangga berbentuk segi empat atau bulat.Adakalanya di beri tangan tangga
2.Tiang : Bentuk tiangnya bulat atau bersegi.Tiang yang terdapat pada keempat sudut rumah induk disebut “Tiang Seri”,yaitu tiang pokok rumah tersebut.jumlah maksimal tiang induk 24 buah.
3.Rasuk : Rasuk berbentuk persegi yang terbuat dari kayu keras,dan dipasang menembus tiang.
4.Glegar : ukurannya lebih kecil dari Rasuk,yang disusun melintang diatas rasuk.
5.Bendul: umumnya berbentuk bersegi empat,dan merupakan balok yang tidak boleh bersambung.
6.Jenang : tempat melekatkan dinding dan sebagai penyambung tiang dari rasuk ke tutup tiang.
7.Sentro : Pekayuan yang menghubungkan jenang dengan jenang.
8.Atap: Atap yang melengkung pada kedua ujungnya
9.Dinding: tersusun atas papan-papan yang di susun rapat
                Bahan-bahan untuk membuat rumah bugis :

1.Kayu keras,digunakan dalam pembuatan rasuk,rangka dsb
2.Daun Pinah,dugunakan sebagai atap
3.Rotan,sebagai tali penyambung
4.Papan,untuk dinding

                Pembagian ruangan :
Ruang Tengah,ruang ini dianggap suci bagi adat dan dianggap pribadi
Ruang Depan,sebagai tempat menerima tamu,bermain anak,bersantai,dan meletakan benda kecil
                Perkembangan Arsitektur :
Jenis bagunan rumah riau mengalami perkembangan seiring teknologi bahan dan mengalami perkembangan dalam hal fungsi
1.Rumah Sudung-Sudung  :sebagai tempat tinggal keluarga berukuran kecil dan tidak bertiang,terbuat dari bahan sederhana dan sebagai tempat tinggal sementara.
2.Rumah Bagan :Bangunan ini sudah berdinding dan bertiang rendah,digunakan masyarakat sebagai tempat mencari ikan atau bahan.
3.Rumah Pondok Pisang Sesikat :Bangunan dengan atap tinggi dan bentuk curam kebelakang,sudah mendekati bentuk rumah berkulit dan berkayu,bangunan ini banyak di fungsikan diladang untuk berladang.
4.Rumah Belah Bubung :Rumah dengan tulang atap (bubungan) ,rumah ini kemudian seiring perkembangannya dijadikan rumah tradisional daerah riau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar