\
Kristal
Pengetahuan
(Crystal of Knowledge) merupakan
perpustakaan pusat Universitas Indonesia (UI) yang diklaim sebagai perpustakaan
terbesar di dunia. Perpustakaan ini menempati lahan 2,5 hektare dengan luas
bangunan 33.000 meter persegi dan diresmikan tanggal 13 Mei 2011. Perpustakaan
ini mulai dibangun semenjak Juni 2009. Perpustakaan ini memiliki 3-5 juta judul
buku, dilengkapi ruang baca, 100 silent room
bagi dosen dan mahasiswa, taman, restoran, bank, serta toko buku. Perpustakaan
ini diperkirakan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu
bersamaan atau 20.000 pengunjung per hari. Sebagian kebutuhan energi
perpustakaan ini dipasok dari pembangkit listrik tenaga surya. Pembangunan
gedung beserta pengadaan fasilitas perpustakaan ini menelan dana Rp 175 Milyar,
dengan rincian Rp 123 Mliyar berasal dari anggaran pemerintah dan sisanya
kerjasama dengan pihak swasta. UI sendiri menganggarkan Rp 12 M untuk perawatan
dan pengadaan buku baru.
Dirancang
dengan konsep sustainable building
bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan, yakni seperti halnya energi
matahari (solar energy). Tolok Ukur perancangan
‘Sustainable Building’ atau Bangunan
Hijau dari Lembaga Konsil Bangunan Indonesia (GBCI). Selain itu, di dalam
gedung pengunjung dan pegawai tidak boleh membawa tas plastik untuk wadah. Area
bangunan ramah lingkungan itu bebas asap rokok, hemat listrik, air, dan kertas.Sustainable building adalah bangunan
yang memberikan Kesejahteraan (yang meliputi Health, Relief, Safety, Comfort, Sense) besar serta memiliki dampak
Kerusakan pada lingkungan (life cycle
energy, life cycle CO2, life cycle Cost) sekecil-kecilnya.
![]() |
Area Enterance Building |
Ruang perpustakaan pusat
UI terdiri atas delapan lantai. Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis
mahasiswa yang terdiri atas toko buku, toko cendera mata, ruang internet, serta
ruang musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang
pertemuan, ruang pameran, dan bank.Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas
seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang
teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis. Sedangkan di lantai 7
terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Dari
segi Interior bangunannya didesain
terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Hal ini diharapan terjadinya (Crossing Ventialtion) ventilasi silang antar
ruang yang merupakan salah satu tolak ukur penerapan konsep pendekatan Sustainable Building. Dengan begitu,
penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal. Persyaratan ventilasi silang
ini sendiri berdasarkan Standar National Indonesia mensyaratkan bukaan adalah
minimal 20 persen dari luas lantai bangunan ( KDB).
![]() |
Area Ruang Baca |
Material
pada jembatan penghubung menggunakan material batu alam berwarna cerah granit
sehingga memerikan kesan terang dan mampu mereduksi panas yang masuk sehingga
kesan bangunan dapat terasa sejuk dan nyaman. Penggunaan material batu alam
sendiri merupakan bagian dari konsep Sustainable
yang mana dapat mengurangi suhu panas dalam ruangan. Penutup lantai juga
menggunakan batu alam dengan memperpadukan warna gelap terang dengan menerapkan
fungsi konsep Sustaiable yang sama,
perpaduan gelap terang pada penutup lantai berfungsi sebagai pengarah sirkulasi
terhadap (activity) aktivitas dalam
ruang sehingga memperjelas organisasi fungsi ruang terhadap sirkulasi dan
menambahkan nilai estetik ruangan perpustakaan itu sendiri.
Peraturan mengenai material dalam konsep
sustainable building menurut GBCI :
Material Resource and Cycling diantaranya Fundamental
Refrigrant yang menjelaskan Tidak menggunakan
Chloro Fluoro Carbon (CFC) sebagai refrigerant dan Halon
sebagai pemadam Kebakaran dan Non
Ods UsageTidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh
system bangunan
system bangunan
![]() |
Area Pre Function |
Finishing eksterior bangunan tersebut
mengunakan batu alam andesit, sedangkan interiornya
memakai batu palimanan Palemo sebagai penekanan konsep Sustainable Building. Kedua bahan bangunan itu bersifat bebas
pemeliharaan (maintenance free) dan
tidak perlu dicat. Ketika terjadi perbedaan suhu atau tebaginya zona panas dan
dingin eksterior batu tersebut
mengalami perubahan dari warnanya. Semakin lembab dan sedikit terkena zona
cahaya matahari maka warna dari batu eksterior
tersebut semakin gelap. Penggunaan material kaca berupa laminated glass menjadikan
sinar matahari dapat memberikan pencahayaan alami secara langsung (sustainable) namun tidak menjadikan suku
didalam ruangan terpengaruh atau mengalami peningkatan suhu, dikarenakan
material laminated glass sendiri
mampu meredam suhu panas ruangan sampai 90 persen.
Dalam
menerapkan prinsip sustainable yang
hemat energi, penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan. Untuk memenuhi standar
ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah.
Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram tanaman di punggung bangunan. Tentunya, setelah
diproses melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).
Peraturan mengenai material dalam konsep
sustainable building menurut GBCI :
Water Conservation, diantaranya
Water Recycling Instalasi daur
ulang air dengan kapasitas yang cukup. Rain Water Harvesting,
Penyediaan Instalasi tanki penyimpanan air hujan berkapasitas
75% dari jumlah air hujan yang jatuh diatas atap bangunan. Water Eficiency Landscapping, Seluruh air
yang digunakan untuk irigasi gedungdari air tadah hujan dan menerapkan
system irigasi landskap yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
Untuk melengkapi desain ramah
lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100
sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan
menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi
danau yang asri, sejuk, dan, teduh. Gedung perpustakaan juga
dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
Peraturan mengenai material dalam konsep
sustainable building menurut GBCI :
Approciate Site Development, diantaranya
terbagi kedalam sub bab Basic Green Area, Vegetasi seluas 5000 m2 atau 50% dari lahan terbuka, Komposisi vegetasi : Pohon
ukuran kecil, sedang , besarperdu dan semak,Site Lanscapping Adanya area lansekap berupa
vegetasi seluas 4500m2 atau 9% luas
lahan.
Sumber : http://fmrnainggolan.blogspot.co.id/2011/09/sustainable-building-di-indonesia.html
Pokok Bahasan Perparagraf :
2.Dirancang dengan konsep sustainable building bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan, yakni seperti halnya energi
matahari (solar energy) dengan Tolok Ukur perancangan berdasarkan Lembaga Konsil Bangunan Indonesia (GBCI).
3.Dari segi Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void yang diharapan terjadinya (Crossing Ventialtion) sebagai salah satu tolak ukur penerapan konsep pendekatan Sustainable Building.
4.Penggunaan material batu alam sendiri merupakan bagian dari konsep Sustainable yang mana dapat mengurangi suhu panas dalam ruangan.
5.Penggunaan material batu alam sendiri merupakan bagian dari konsep Sustainable yang mana dapat mengurangi suhu panas dalam ruangan.
6.Finishing eksterior bangunan tersebut mengunakan batu alam andesit, sedangkan interiornya memakai batu palimanan Palemo sebagai penekanan konsep Sustainable Building.
7.Dalam menerapkan prinsip sustainable yang hemat energi, penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
8.Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu.
Sumber : http://fmrnainggolan.blogspot.co.id/2011/09/sustainable-building-di-indonesia.html
Pokok Bahasan Perparagraf :
1.Kristal Pengetahuan (Crystal of Knowledge) merupakan perpustakaan pusat Universitas
Indonesia (UI) yang diklaim sebagai perpustakaan terbesar di dunia.
3.Dari segi Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void yang diharapan terjadinya (Crossing Ventialtion) sebagai salah satu tolak ukur penerapan konsep pendekatan Sustainable Building.
4.Penggunaan material batu alam sendiri merupakan bagian dari konsep Sustainable yang mana dapat mengurangi suhu panas dalam ruangan.
5.Penggunaan material batu alam sendiri merupakan bagian dari konsep Sustainable yang mana dapat mengurangi suhu panas dalam ruangan.
6.Finishing eksterior bangunan tersebut mengunakan batu alam andesit, sedangkan interiornya memakai batu palimanan Palemo sebagai penekanan konsep Sustainable Building.
7.Dalam menerapkan prinsip sustainable yang hemat energi, penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
8.Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu.