Selasa, 24 April 2018

SEJARAH MUSEUM BAHARI JAKARTA


Hasil gambar untuk museum bahari

MENGENAL SEJARAH MUSEUM BAHARI

Mengenal lebih jauh tentang MUSEUM Bahari yang merupakan saksi sejarah kemaritiman di Indonesia terutama di zaman Kolonial Belanda. Museum Bahari menyimpan 126 koleki benda-benda sejarah kelautan. Terutama kapal dan perahuperahu niaga tradisional. Di antara puluhan miniatur yang dipajang terdapat 19 koleksi perahu asli dan 107 buah miniatur, foto-foto dan biota laut lainnya.adalah bekas gudang rempah-rempah VOC Belanda, terletak di tepi Teluk Jakarta yang indah.


Lukisan yang menggambarkan Area Sunda Kelapa ratusan tahun lalu


Dahulu kala tempat itu menjadi pusat perniagaan penting. Begitu sibuknya sehingga perlu penjagaan ketat, Kapal-kapal besar dan kecil hilir-mudik mengangkut rempah-rempah, berupa cengkeh, buah pala, lada, kayu manis, kayu putih, tembakau, kopra, daun teh, biji kopi dan lain-lain diangkut ke Eropa dan beberapa negara lain di dunia.


View Area Sekitar Museum dari Pelabuhan Sunda Kelapa


Hasil bumi Nusantara ini menjadi monopoli komoditi penting perusahaan dagang VOC (Vereningde Indische Compagnie) Belanda. Hingga kini gudang tua itu masih bertengger dan terkesan angker. Cocok diubah fungsinya sebagai museum yang menyimpan benda-benda sejarah kelautan.

Bangunan berlantai tiga itu didirikan tahun 1652 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda di Batavia. Tepatnya di jalan Pasar Ikan Jakarta Utara, menghadap Teluk Jakarta. Disebelah kanan tak jauh dari gudang induk dibangun menara. Sekarang dikenal dengan nama Menara Syahbandar dibangun tahun 1839 untuk proses administrasi keluar masuknya kapal sekaligus sebagai pusat pengawasan lautan dan daratan sekitar.


Museum Bahari Masa Batavia


Secara signifikan gudang tersebut mengalami perubahan. Tahun perubahan itu dapat dilihat pada pintu-pintu masuk. Di antaranya tahun 1718, 1719 dan 1771. Pada masa pendudukan Jepang, tepatnya ketika perang dunia II meletus (1939-1945) gudang tersebut menjadi tempat logistik peralatan militer tentara Dai Nippon. Setelah Indonesia Merdeka difungsikan untuk gudang logistik PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan PTT (Post Telepon dan Telegram)Sejauh ini gudang bersejarah itu tampak lebih utuh setelah direnovasi Pemda DKI Jakarta dan diresmikan menjadi Museum Bahari pada 7 Juli 1977 oleh Ali Sadikin, yang pada waktu itu menjabat Gubernur DKI Jakarta.


APA SAJA YANG ADA DI MUSEUM BAHARI?


Old (left) , Now (right)


Di perut Museum Bahari tersimpan benda-benda sejarah berupa kapal dan perahu-perahu asli maupun miniatur. Mengingatkan kepada kita bahwa sejak jaman dahulu kala ‘nenek moyangku orang pelaut’. Ada kebanggaan ‘kebaharian’ dari bangsa pemberani di dalam mengarungi samudra luas dan ganas. 
Museum Bahari bertugas melestarikan, memelihara, merawat, dan menyajikan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan kehidupan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia. Jumlah koleksinya sekitar 1835 buah.

Secara tematik, tata pamer koleksi dan informasi terbagi ke dalam sejumlah pembagian ruang, yaitu:

1. Ruang Masyarakat Nelayan Indonesia
Koleksi yang dipamerkan: miniatur kapal dan peralatan kenelayanan.

2. Ruang Teknologi Menangkap Ikan
Koleksi yang dipamerkan: pancing, bubu, dan jaring.

3. Ruang Teknologi Pembuatan Kapal Tradisional
Koleksi yang dipamerkan: teknologi dan sentra pembuatan kapal.

4. Ruang Biota Laut
Koleksi yang dipamerkan: aneka jenis ikan, kerang, tumbuhan laut, dan dugong.

5. Ruang Pelabuhan Jakarta 1800-2000 (Pusat Perdagangan Dunia)
Koleksi yang dipamerkan: artefak-artefak yang berhubungan dengan kesejarahan pelabuhan di Jakarta pada rentang tersebut, termasuk meriam, keramik, dan benteng.

6. Ruang Navigasi
Koleksi yang dipamerkan: kompas, teleskop, dan sejumlah alat bantu navigasi.

7. Pelayaran Kapal Uap Indonesia-Eropa
Koleksi yang dipamerkan: foto-foto dokumentasi mengenai pelayaran kapal uap pertama dari Eropa ke Asia.


Denah Lokasi dan Sekitar Musem Bahari jaman Kolonial (Westzijdsche Pakhuizen)


Komplek gudang rempah milik VOC yang kini menjadi Museum Bahari ini dibangun VOC pada 1652 hingga rampung pada 1759. Bangunan gedung dibangun di muara Sungai Ciliwung yang pada saat dahulu difungsikan sebagai jalur kapal sebelum berlayar ke lautan lepas. Area gudang yang dibangun oleh VOC ini terdiri dari dua bagian, Westzijdsche Pakhuizen bagian barat yang dibangun sejak 1652 hingga 1771 dan Oostzijdsche Pakhuizen yang dikenal bagian timur.

Di bagian timur gedung yang kini dikenal sebagai bagian utama Museum Bahari. Dahulu kedua bangunan gedung, juga gudang digunakan untuk menyimpan rempah dari berbagai daerah di Nusantara, sebelum dikirim ke Eropa dan Asia. Diantara komoditas utamanya seperti Pala, Lada, Tembakau, Kayu Manis, Cengkeh, Kopi dan Teh.

Selain bangunan gudang induk tak jauh dari situ terdapat juga kantor dagang, sebagai administratif. Bangunan menara berlantai tiga yang kini dikenal dengan nama Menara Syahbandar. Bangunan ini dibangun pada 1839 menempati bekas Bastion (kubu) Culemborg. Bastion itu dibuat dari batu karang pada 1645, merupakan kubu pertahanan. Bangunan Menara Syahbandar ini dahulu dikenal sebagai Uitkijk atau Uitkijk Post.


Menara Syahbandar


Menara ini bagian dari tembok keliling Kota Batavia untuk ikut menjaga mulut Sungai Ciliwung. Memantau kapal yang keluar-masuk Batavia dan sebagai kantor pemungut cukai bagi barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa dan memantau area gudang rempah dan area galangan kapal. Namun setelah pelabuhan Tanjung Priok dibuka oleh pemerintah Belanda, bangunan inipun tak lagi difungsikan sebagai menara pengawas sejak 1886.

Menara ini sempat menjadi pusat 0 kilometer kota Batavia. Ini ditandai dengan lempengan batu bertulis huruf Tiongkok penanda 0 kilometer kota Batavia saat itu. Pada masa kependudukan Jepang 1939-1945, area gudang dan menara difungsikan tentara Nippon sebagai komplek pusat penyimpanan logistik peralatan militer.

Kini setelah tak lagi berfungsi sebagai menara syahbandar, menara setinggi 12 meter ini, juga dikenal sebagai menara miring. Ini karena posisi bangunan menara terlihat semakin miring. Area menara yang berjarak 50 meter dari komplek gudang rempah VOC yang kini sebagai Musem Bahari bukti bisu sejarah kejayaan kota bandar perdagangan rempah Batavia.

Setelah kompleks gedung ini difungsikan sebagai Museum Bahari oleh pemerintah DKI Jakarta pada 1977, bangunan tua ini minim perawatan. Padahal di dalamnya menyimpan ribuan koleksi sejarah bahari dan kemaritiman nusantara, serta ratusan diorama penting perjalanan maritim dunia.


LOKASI


nomor 1 Museum Bahari


Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Utara . Jam kunjung museum adalah 09.00 - 15.00 WIB, dari Selasa hingga Minggu. Pada hari libur sekolah, museum tetap dibuka.

SUMBER :