Selasa, 01 Desember 2015

PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BAMBU DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN

TANAMAN BAMBU SEBELUM DIOLAH
LATARBELAKANG    

    Bambu merupakan sumber yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu yang sudah dikenal di dunia, 11%-nya merupakan jenis asli Indonesia. Ini merupakan dasar mengapa tanaman ini merupakan salah satu nilai kelokalan dari negara kita. Masyarakat Indonesia pun sudah terbiasa memanfaatkan bambu untuk keperluan hidup sehari-hari; seperti untuk mebel, konstruksi rumah, bilik, peralatan pertanian, kerajinan, alat musik, serta makanan. Dalam bidang konstruksi, dikarenakan memiliki karakter yang lentur namun kuat serta mudah dibudidayakan, bambu dipandang sebagai material alternatif yang tepat untuk pengganti kayu yang persediaannya sudah semakin menipis
    Citra tanaman bambu selalu dekat dengan konteks negara asia dan tropis. Hal ini tentu juga berlaku bagi negara Indonesia. Hampir di setiap sudut negara ini dapat kita temui tanaman bambu. Keadaan tersebut didukung oleh fakta bahwa dari berkisar 1.250 spesies bambu yang dikenal di dunia, Indonesia memiliki secara endemik 11 persen dari jumlah tersebut –belum lagi yang dibawa dan dikembangkan dari daerah lain di dunia. Alasan inilah yang menjadikan bambu sebagai sesuatu yang khas dari Indonesia, sesuatu yang memiliki nilai kelokalan Indonesia -karena sesuatu yang lokal tersebut (baik itu elemen budaya dan teknologi) pastilah berasal dari sesuatu yang hidup seperti manusia, flora, dan fauna.
    Nilai kelokalan bambu ini dirasa makin berperan penting terutama pada saat sekarang ini dimana telah terjadi kerusakan alam serta pemanasan global yang mengancam dunia serta Indonesia pada khususnya. Kita mengetahui bahwa persedian kayu sudah makin menipis dan ini diperparah oleh kejadian penebangan-penebangan liar/ilegal yang mengikis persediaan hutan di dunia -dimana hutan ini memiliki peran penting sebagai paru-paru bumi ini untuk menangkal pemanasan global (emisi CO2). Kita juga mengetahui bahwa sebagian besar pemborosan energi di dunia terdapat pada bangunan serta proses konstruksinya. Keadaan-keadaan inilah mendorong kita (konteks sebagai perencana dan perancang) untuk dapat menghasilkan suatu karya yang ramah lingkungan serta hemat energi namun tetap berkelanjutan (sustainable) –permasalahan yang sebenarnya sudah tersedia pemecahannya dari dulu melalui kelokalan negara kita: bambu.

CONTOH KONSTRUKSI BAMBU



KELEBIHAN BAMBU

Beberapa nilai kebaikan/keuntungan tanaman bambu diantaranya adalah sebagai berikut ini.
•    Pertumbuhan tercepat dari semua tanaman:  30 hingga 90 cm perhari.
•    Sifat ketahanan yang lebih kuat daripada kayu.
•    Pencapaian kekuatan maksimal saat baru berumur tiga hingga lima tahun.
•    Waktu panen yang lebih cepat daripada kayu (bambu dapat dipanen tiga kali dalam 10 tahun).
•    Pemrosesan yang minimal saat setelah dipanen.
•    Tanaman yang dapat digunakan sebagai kontrol terhadap erosi tanah.
•    Tanaman yang dapat menyerap polutan karbon.
•    Material yang dapat diperbaharui serta berkelanjutan.
•    Kebutuhan pemakaian penyubur serta air yang minimal.
•    Penghasil biomassa tujuh kali lipat lebih banyak daripada hutan pepohonan biasa.

PEMAKAIAN BAMBU UNTUK BAHAN BANGUNAN

1.    Digunakan sebagai bekisting atau perkuatan dalam proses pencetakan struktur beton bertulang sesuai dengan bentuk dan ukuran rencana.
2.    Bambu dapat digunakan sebagai tiang rumah, pada rumah bambu dapat memilih jenis yang cukup kuat dan umur tua sehingga didapatkan struktur kolom rumah yang kuat dan tahan lama.
3.    Sebagai dinding rumah yang bisa disebut juga dengan istilah gedeg, bentuknya berupa anyaman kulit atau daging bambu yang sudah diiris dan dihaluskan.
4.    Penggunaan pada lantai bangunan bisa dilakukan dengan membelah bambu atau langsung utuh kemudian ditata sedemikian rupa sehingga membentuk lantai yang kuat menahan aktifitas beban diatasnya.
5.    Struktur rangka atap juga dapat menggunakan bahan bangunan bambu, misalnya dalam pembuatan kuda-kuda bambu, reng bambu, usuk bambu dan bagian lainya sehingga membentuk satu kesatuan rangka atap yang kokoh.
6.    Dapat dibuat sebagai furniture seperti kursi atau meja bambu sehingga suasana rumah terkesan natural dan alami.
7.    Sebagai tiang yang ditancapkan agar tanaman dihalaman rumah dapat berdiri tegak.
8.    Sebagai pagar rumah dengan cara membelah bambu kemudian menyambungkanya menggunakan alat sambung paku sehingga membentuk sebuah pagar bambu yang kuat dan indah.
9.    Pintu rumah juga bisa dibuat dari material bambu, hal ini banyak dilakukan dilingkungan rumah pedesaan namun seriring perkembangan trend masyarakat ternyata banyak kafe dan restoran dikota besar yang ingin memberikan suasana kampung halaman sehingga membangun toko dengan bahan bangunan bambu.
10.    Untuk plafond yaitu dijadikan rangka sekaligus penutup langit-langit menggunakan lembaran anyaman bambu.

KERUSAKAN PADA BAMBU

Kerusakan dapat mengakibatkan:
•    Pelapukan
•    Retakan atau pecah
•    Timbulnya noda dan lobang

PENGAWETAN BAMBU

    Untuk meningkatkan daya tahan dan performanya bambu dan produk dari bambu perlu diawetkan, baik dengan bahan pengawet yang bersifat kimiawi atau pun tanpa bahan kimia, dengan cara tradisional ataupun yang lebih moderen. Adapun tujuan dari pengawetan bambu adalah:

•    Meningkatkan daya tahan dan waktu pemanfaatan bambu.
•    Menahan dan menunda kerusakan
•    Mempertahankan stabilitas struktur bambu dan kekuatannya
•    Menambah ketahanan lain misalnya lebih tahan terhadap api.
•    Meningkatkan mutu bambu secara estetika.

Berikut ini adalah berberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan pilihan metoda dan bahan pengawet:

•    Kondisi bambu yang ada (kering atau basah).
•    Bentuk bambu ketika akan diawetkan apakah utuh, bambu belah atau
•    sudah dalam bentuk produk kerajinan.
•    Tujuan penggunaan, apakah untuk struktur atau non struktur.
•    Skala pengawetan atau jumlah kebutuhan bambunya sendiri.

TEKNIK PENGAWETAN TRADISIONAL

Yang dimaksud dengan pengawetan tradisional di sini adalah praktik dan perlakuan terhadap yang dilakukan olah masyakat secara turun temurun yang bertujuan untuk meningkatkan masa pakai bambu. Berbagai cara pengawetan tersebut diantaranya berupa:

Pengendalian waktu tebang. Adalah pengawturan waktu penebangan bambu pada saat-saat tertentu yang menurut kepercayaan atau kebiasaan masyarakat dapat meningkakan daya tahan bambu dibandingkan dengan penebangan pada sembarang waktu. Pengendalian waktu tebang di Indonesia ada banyak versi, diantaranya:
•    penebangan pada bulan tertentu (mongso/mangsa) dalam bahasa jawa/sunda, umumnya pada mongso 9 (bulan maret) dianggap sebagai waktu yang paling tepat untuk memotong bambu.
•    penebangan pada jam tertentu, misalnya penebangan dilakukan pada waktu menjelang subuh dipercaya dapat meningkatkan ketahanan bambu.
•    Penebangan pada waktu tertentu, misalnya penebangan pada waktu bulan purnama dibeberapa daerah dipercaya dapat mengurangi serangan hama pada bambu.

Perendaman bambu, bambu yang telah ditebang direndam selama berbulan-bulan bahkan tahunan agar bambu tesebut tahan terhadap pelapukan dan serangan hama. Perendaman dilakukan baik di kolam, sawah, parit, sungai atau di laut.penebangan waktu pada bulan tertentu (mongso/mangsa) dalam bahasa jawa/sunda, umumnya pada mongso 9 (bulan maret) dianggap sebagai waktu yang paling tepat untuk memotong bambu. Kelemahan dari sistem ini adalah, bambu yang direndam dalam waktu lama, ketika diangkat akan mengeluarkan lumpur dan bau yang tidak sedap, akan butuh waktu yang cukup lama setelah perendaman untuk mengeringkan hingga bau berkurang dan dapat dipakai sebagai bahan bangunan.

Pengasapan bambu, selain pengendalian waktu penebangan dan perendaman, secara tradisional bambu juga kadangkala diasap untuk meingkatkan daya tahannya. Secara tradisional bambu diletakkan di tempat yang berasap (dapur atau tempat pembakaran lainnya), secara bertahap kelembaban bambu berkurang sehingga kerusakan secara biologis dapat dihindari. Saat ini sebenarnya cara pengasapan sudah mulai dimodernisasi, beberapa produsen bambu di Jepang dan Amerika Latin telah menggunakan sistem pengasapan yang lebih maju untuk mengawetkan bambu dalam skala besar untuk kebutuhan komersil.

Pencelupan dengan kapur. Bambu dalam bentuk belah atau iratan dicelup dalam larutan kapur (CaOH2) yang kemudian berubah menjadi kalsium karbonat yang dapat menghalangi penyerapan air hingga bambu terhindar dari serangan jamur.

Pemanggangan/pembakaran. Biasanya dilakukan untuk meluruskan bambu yang bengkok atau sebaliknya. Proses ini dapat merusak struktur gla yang ada dalam bambu membentuk karbon , sehingga tidak disenangi oleh kumbang atau jamur.

TEKNIK PENGAWETAN MODERN

Yang dimaksud dengan cara pengawetan moderen di sini adalah pengawetan yang memanfaatkan input barupa bahan kimia. Efisiensi pengawetan kimia terhadap peningkatan umur bambu dipengaruhi oleh struktur anatomi bambu itu sendiri. Pengawetan bambu lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan pengawetan kayu karena kondisi berikut ini:

•    Tidak ada jalur serapan radial (horizontal ketika bambu dalam posisi tegak) sebagaimana yang dimiliki kayu, sehingga perpindahan larutan dari sel ke sel tergantung pada proses difusi secara perlahan.
•    Sel batang bambu yang berperan dalam proses transportasi bahan pengawet hanya 8% dibandingkan dengan kayu lunak yang mencapai 70%, karu keras 20% atau rotan 30%, ini menyebabkan proses pengawetan bambu membutuhkan waktu yang lebih lama.
•    Penyerapan radial dari bahan penawet melalui bagian kulit luar bambu terhalang oleh lapisan keras kulit bambu (cortex), sedangkan dari bagian dalam dihalangi oleh struktur lignin yang tebal.
•    Meski poros vertical yang ada memungkinkan larutan mudah melewati sel bambu, namun keberadaan buku-buku diantara ruas bambu mengisolasi dan memperlambat penyerapan ke bagian lainnya.
•    Ketika bambu dipotong, cairan bambu beraksi menutupi “luka” yang ada sehingga membatasi akses bahan pengawet. Sehingga bambu harus segera diawetkan ketika kondisinya masih basah.
•    Dalam kondisi kering cairan bambu yang mongering di dalam batang bambu menghalangi proses difusi antar sel, sehingga memperlambat proses penyerapan pengawet.

SUMBER


Selasa, 30 Juni 2015

PENDAPAT MENGENAI KEBUDAYAAN INDONESIA




KOMPETENSI DASAR YANG INGIN DI CAPAI SETELAH PEMPELAJARI IBD

Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah terwujudnya seorang ilmian dan professional yang berfikir kritis , kreatif , sistemik dan ilmiah , berwawasan luas , etis , memiliki kepekaaan dan empati terhadap solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.

PENDAPAT MENGENAI PERBEDAAN SUKU-SUKU YANG DAPAT BERSATU MENJADI SATU KESATUAN ATAU BIASA DI SEBUT BHINEKA TUNGGAL IKA

Bhineka Tunggal Ika sendiri tercipta karena keinginan bangsa Indonesia untuk bersatu,tidak ingin dijajah dimotori oleh Ir Soekarno yang di ulas dari Buku Shutasoma karangan Empu Tantular.
Setiap suku di Indonesia memiliki nilai sejarah dan adat istiadat yang luhur,yang pastinya memiliki ciri khas unik yang berbeda antara suku yang satu dengan suku yang lainnya.Ketika terciptanya Bhineka Tunggal Ika di Indonesia Memberikan Nilai Lebih sehingga Indonesia memiliki ragam budaya maupun adat Istiadat yang amat kaya.Tak asing orang luar sana pun bangga akan keragaman budaya dan suku di Indonesia.Kita pun terutama patut berbangga terhadap keragaman suku dan budaya,tidak hanya berbangga kita pun harus melesterikan Budaya peninggalan Nenek Moyang kita tersebut,jangan sampai budaya-budaya tersebut tergeser oleh Akulturasi Budaya Barat yang belum tentu sesuai dengan identitas bangsa Indonesia.

PENDAPAT MENGENAI KEBUDAYAAN ADALAH PRODUK MANUSIA ATAU KEBUDAYAAN PRODUK MANUSIA

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:

1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya

2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.

3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia

4. Pembeda manusia dan binatang

5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.

6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

7. Sebagai modal dasar pembangunan

Menurut saya jawaban dari pernyataan / pertanyaan diatas yaitu kebudayaan adalah produk dari manusia, dikarenakan manusia sebagai pencipta dan juga pengguna dari kebudayaan yang ada pada saat ini. Jika  manusia adalah produk dari kebudaayaan bagaimana mungkin kebudayaan dapat muncul dengan sendirinya tanpa ada manusia yang menemukan atau mengadakan suatu budaya yang ada pada saat ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna diantara mahluk ciptaan  – Nya yang lain menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya pun dapat tercipta / terbentuk dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Kamis, 30 April 2015

MENGENAL SUKU PALEMBANG,SUKU DARI NUSANTARA



Anda pasti pernah mendengar tentang makanan empek-empek?


Makanan ini sudah tidak asing terdengar bahkan makanan tersebut hampir dapat ditemui di seluruh penjuru nusantara.Tapi di sini saya tidak membahas tentang makanan tersebut,lebih tepatnya saya akan membahas tentang Suku Palembang dimana makanan tersebut berasal.


SEJARAH SUKU PALEMBANG

Kata Palembang mungkin berasal dari kata "palimbangan", yaitu kegiatan mendulang emas di sungai. Pada zaman kesultanan Palembang warga masyarakat ini memang banyak yang bekerja sebagai pendulang emas di muara Sungai Ogan. Pendapat lain mengatakan bahwaPalembang berasal dari kata palemba, artinya tanah yang terhampar. Menurut para ahli pada zaman dulu daerah Palembang terletak dekat pantai, tidak di pedalaman seperti sekarang.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa pada awalnya suku Palembang adalah merupakan hasil dari asimilasi dari beberapa suku bangsa Arab, Cina dan Melayu, yang bermigrasi ke wilayah Palembang ini pada berabad-abad yang lalu dan hidup berdampingan sekian lama, dan terjadi perkawinan-campur selama berabad-abad. Dari ketiga suku bangsa ini lah lahir suatu etnik yang disebut suku Palembang yang memiliki budaya dan adat-istiadat tersendiri.

Tetapi beberapa dari masyarakat Palembang lainnya justru menolak hal tersebut, dan mengatakan bahwa suku Palembang adalah suatu komunitas adat tersendiri, dan sebagai penghuni pertama wilayah Palembang, jauh sebelum kehadiran bangsa Arab, Cina dan Melayu. Mungkin saja terjadi perkawinan-campur antara suku Palembang dengan beberapa suku bangsa pendatang tersebut, tetapi justru beberapa suku bangsa pendatang tersebut lah yang ikut masuk ke dalam budaya dan adat-istiadat suku Palembang.

PENGELOMPOKAN SUKU PALEMBANG

Suku Palembang dalam kehidupan mereka terdiri dari 2 kelompok yang membedakan strata sosial mereka, yaitu:
1. Kelompok Wong Jeroo, adalah keturunan bangsawan/hartawan dan stausnya berada setingkat di bawah orang-orang Istana dari Kerajaan Palembang, pada masa lalu yang berpusat di Palembang,
2. Kelompok Wong Jabo, adalah rakyat biasa.

MATA PENCAHARIAN SUKU PALEMBANG




 Mata pencaharian mereka sekarang adalah sebagai pedagang, pengrajin besi dan emas, bertenun, menangkap ikan, membuat peralatan nelayan dan sedikit berkebun.


MASYARAKAT SUKU PALEMBANG













Stratifikasi sosial masyarakat Palembang sekarang merupakan sisa-sisa dari pengaruhKesultanan Palembang. Dalam masyarakat ini ada golongan bangsawan yang ditandai oleh gelar yang mereka pakai, seperti Pangeran, Raden, Raden Ayu, Mas Agus dan Mas Ayu. Keturunan bangsawan yang sudah bercampur sedikit dengan rakyat biasa memakai gelar seperti Kiayi Mas, Kemas, Kiayi Bagus dan Kiagus untuk lelaki, serta Nyimas atau Nyanyu untuk perempuan. Kelompok lain yang paling banyak adalah golongan orang-orang biasa. Baca juga Sejarah Suku Anak Dalam.

AGAMA SUKU PALEMBANG

Masyarakat yang sekarang menganut agama Islam dan mengembangkan pula kesenian-kesenian yang tersentuh budaya Islam, seperti rodat saropal anam dan teater rakyat dulmuluk. Sisa-sisa pengaruh kerajaan Sriwijaya yang erat hubungannya dengan kerajaan Kediri di Jawa dulu terlihat dalam kesenian wayang palembang.

KESENIAN SUKU PALEMBANG

TARI MEJENG BESUKO

Tari ini melukiskan kesukariaan para remaja dalam suatu pertemuan mereka .Mereka bersenda gurau mengajuk hati lawan jenisnya. Bahkan tidak jarang diantara mereka ada yang jatuh hati dan menemukan jodohnya melalui pertemuan seperti ini.

TARI RODAT CEMPAKO

Tari ini merupakan tari rakyat bernafaskan islam. Gerak dasar tari ini diambil dari Negara asalnya Timur Tengah, seperti halnya dengan tari Dana Japin dan Tari Rodat Cempako sangat dinamis dan lincah

REBANA

Merupakan musik tradisional yang menggunakan alat kulit kambing yang di ikatkan di kayu biasanya pemainya terdiri dari 10 s/d 12 orang, rebana ini juga di pakai untuk arakan pengantin dan lain-lain.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Palembang
http://suku-dunia.blogspot.com/2014/11/sejarah-suku-palembang.html

Jumat, 03 April 2015

PENGERTIAN BUDAYA DASAR



A.PENGERTIAN DARI ILMU BUDAYA


Secara umum,Ilmu Budaya Dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari sebuah dasar dasar kebudayaan, namun jika untuk mengingat terlalu sulit bisa di ambil intinya saja agar tidak terlalu membebani pikiran otak. Budaya memang merupakan salah satu jiwa dari nilai nilai yang ada di dalam masyarakat.
Pengetahuan budaya yaitu sesuatu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yang meliputi sistem ide,cara pandang atau gagasan atau juga berupa kesimpulan yang muncul dalam pikiran kita tentang budaya dasar yang kita pelajari.
Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar kebudayaan, seperti mencakup : kesenian,bahasa,adat-istiadat,budaya daerah, budaya nasional.

B.PERBEDAAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN PENGOLAHAN BUDAYA

Perbedaaan Ilmu Budaya Dasar dengan Pengolahan Budaya yaitu :

Ilmu Budaya Dasar,mempelajari dasar-dasar suatu kebudayaan jadi kita dituntut untuk menelaah,menganalisa dan mempelajari suatu budaya.Sikap ini di ambil saat pertama kali mempelajari suatu kebudayaan baru.Mempelajari dasar suatu budaya diharapkan kita dapat memiliki pengetahuan,gagasan tentang suatu nilai-nilai budaya tertentu,juga dapat membedakan antara suatu budaya dengan budaya lainnya.
Pengolahan Budaya adalah suatu sikap mengolah nilai-nilai suatu budaya,setelah mempelajari dasar budaya tersebut.Diharapkan dapat mengolah budaya tidak hanya sebagai sarana edukasi semata juga untuk menjaga kelestarian suatu budaya dan mempelajari citera dan nilai secara mendalam tentang budaya tersebut.

C.TIGA KELOMPOK BESAR ILMU BUDAYA DASAR DALAM ILMU PEGETAHUAN

Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
1.       Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince )
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
2.       Ilmu-ilmu sosial ( social scince )
ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.
3.       Pengetahuan budaya ( the humanities )
bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataankenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya daar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Ingngris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahas inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

sumber:

.

Minggu, 11 Januari 2015

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT




Pertentangan sosial di dalam masyarakat merupakan salah satu konflik yang biasanya timbul dari berbagai faktor-faktor sosial yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Pertentangan sosial ataupun konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pertentangan sosial:

PERBEDAAN KEPENTINGAN

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.

Berikut ini merupakan faktor perbedaan tersebut:
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial

Kedua faktor diatas merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan. Perbedaan disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor yang memang timbul berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang individu dalam menyelesaikan masalahnya. Faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan sosial yang merupakan suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan sekitar kita. Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu tempat pendidikan yang paling dekat dengan diri setiap individu yang dapat menentukan baik tidaknya seorang individu di dalam lingkungan sosialnya.

PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETHOSENTRIS



Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Prasangka selalu ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka dan diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dalam kaitan dengan dasar kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.

Menurut Gordon Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka:
1. Pendekatan Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah.
2. Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.
3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi).
4. Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5. Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.

Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan.
Stereotype merupakan suatu tanggapan dan anggapan yang bersifat jelek dan tantangan mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif.

PERTENTANGAN SOSIAL KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT



Konflik (Pertentangan) cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok.

Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik:
1. Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.

Cara-cara pemecahan konflik :
1. Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

Bentuk Integrasi sosial
Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Alkulturasi yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.

Faktor-Faktor terjadinya masalah sosial
1. Faktor Internal: Faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu sendiri.
• Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
• Tuntutan kebutuhan
• Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
• Tuntutan perkembangan zaman
• Persamaan kebudayaan
• Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
• Persaman visi, misi, dan tujuan
• Sikap toleransi
• Adanya kosensus nilai
• Adanya tantangan dari luar

Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial
1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.

INTEGRASI NASIONAL

Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993: 71).
Integrasi tidak sama dengan pembauran atau asimilasi.
Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial.
Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi.
Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.




SUMBER

sidiqpratomoo.blogspot.com
ulfizulfa.wordpress.com
fadilazexstrife.files.wordpress.com/2011/01/viking.jpg
http://marandarussell.files.wordpress.com/2014/07/43c-prejudice.gif